oleh dr. Ferry Kurniawan, So. A
Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus Tuberculosis (TBC) terbanyak di dunia setelah India, pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, terdapat 503.712 orang yang mengidap TBC, dari jumlah tersebut, 61.594 orang yang terjangkit TBC merupakan anak-anak.
Tuberkulosis sering disebut sebagai flek paru, bukan merupakan penyakit keturunan, TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Walaupun paling sering kuman TBC menyeran organ paru, tetapi kuman TBC juga dapat mengenai organ lain selain paru, seperti otak, kulit, kelenjar getah bening, tulang, dan usus.
Penyakit TBC bisa menular kepada anak ketika penderita TB aktif batuk, bicara, bersin, bernyanyi, serta berbicara tanpa masker atau pelindung. Percikan cairan dari saluran pernapasan yang mengandung bakteri penyebab TBC ini dapat terhirup dan masuk ke paru-paru anak.
Beberapa faktor meningkatkan risiko untuk terjadinya TBC pada anak, antara lain:
– Usia balita lebih mudah tertular TBC
– Kekebalan tubuh yang menurun yang disebabkan akibat gizi buruk, imunisasi yang
tidak lengkap.
– Adanya kontak erat dengan orang dewasa yang menderita TBC
Gejala TBC pada anak tidak khas karena TBC dapat menyerang semua organ tubuh, beberapa gejala yang sering ditemukan pada anak yaitu:
– Batuk lama > 2 minggu walaupun sudah diberikan pengobatan
– Demam > 2 minggu tanpa ada penyebab yang jelas
– Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan
– Anak tampak lesu dan tidak seaktif biasanya
TBC bisa disembuhkan, apabila anak dicurigai TBC, dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan, dan bila dari hasil pemeriksaan mengarah ke arah TBC, akan diberikan obat anti tuberkulosis (OAT).
Obat TBC harus diminum rutin secara teratur sampai jangka waktu 6 bulan/lebih tergantung gejala, apabila tidak diminum teratur dapat menyebabkan penyakit bertambah parah, kuman TBC menjadi kebal terhadap obat, sehingga perlu obat lebih lama lagi dan sulit pengobatannya.
TBC bukanlah penyakit keturunan, melainkan penyakit menular sehingga dapat dicegah. Beberapa cara untuk mencegah TBC pada anak:
– Vaksinasi BCG, vaksinasi ini diberikan pada usia 0-2 bulan, vaksin ini 80% efektif untuk mencegah TBC berat pada anak
– Pemberian makanan bergizi dan seimbang, dengan pemberian makanan yang baik dapat meningkatkan gizi dan imunitas anak terhadap penyakit
– Jaga lingkungan tetap bersih, tidak lembab, dan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah. Keadaan lingkungan yang baik dapat mencegah perkembangbiakan kuman TBC sehingga menurunkan kemungkinan tertular.
– Apabila ada orang dewasa di rumah yang menderita TBC, anak harus dilakukan pemeriksaan kesehatan, apabila tidak bergejala (sehat), anak harus diberikan terapi pencegahan TBC agar tidak berkembang menjadi sakit TBC.
Tahun 2030 ditargetkan untuk eliminasi penyakit TBC di Indonesia, Oleh karena itu penting bagi anak-anak indonesia untuk mendapatkan pengobatan dan pencegahan TBC yang benar.