Oleh dr. Yohan Pamuji Marbun, Sp.OG
Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh gangguan sistem endokrin yang sering terjadi pada wanita. SOPK ditandai dengan adanya hiperandrogenisme, disfungsi ovulasi, dan ovarium polikistik. Dalam bentuk klasiknya, SOPK digambarkan dengan adanya anovulasi kronik (80%), menstruasi yang irregular (85-90%) dan hiperandrogen (80%) yang dapat disertai dengan hirsutism (70%), acne (30%), seborrhea dan obesitas (40%).

Gejala-gejala yang timbul dalam SOPK

Dalam hal ini diperlukan adanya dua dari tiga acuan diagnosa yaitu :

a. Oligomenore / anovulation

Oligomenore didefinisikan sebagai penundaan menstruasi > 35 hari sampai 6 bulan. Ovulasi yang terjadi kurang dari satu kali dalam 35 hari.

b. Gejala hiperandrogen baik secara klinik maupun biokimia

Tanda-tanda klinik yang meliputi hirsutisme, acne, alopesia dan virilisasi yang nyata. Indikator biokimia meliputi meningkatnya konsentrasi total testosterone dan androstendione dan meningkatnya indeks androgen bebas.

c. Adanya gambaran morfologi ovarium yang polikistik dengan Ultrasonography (USG) didapatkan 12 atau lebih folikel-folikel dengan ukuran diameter antara 2 – 9 mm dan / atau peningkatan volume ovarium (>10 ml).

Lifestyle management merupakan terapi lini pertama dalam penanganan san dan pencegahan SOPK,  dengan penurunan berat badan (jika kelebihan berat badan), diet sehat, dan olahraga teratur.

Berikut, Tips cara-cara mengatur Lifestyle kita agar tetap menjaga berat badan :

  1. Kurangi kalori, terutama di malam hari.  Penelitian menunjukkan bahwa diet yang dibatasi kalori dapat membantu menormalkan hormon, menginduksi ovulasi, dan mengobati infertilitas
  2. Mengkonsumsi Lemak tak jenuh tunggal dalam kacang membantu melawan resistensi insulin yang terkait dengan SOPK
  3. Pilih karbohidrat rendah indeks glikemik, membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, meningkatkan glukosa darah dan kadar insulin
  4. Mengkonsumsi vitamin B

Kehilangan 5% berat badan dapat mengurangi resistensi insulin dan sirkulasi androgen, menghasilkan ovulasi spontan.

Penurunan berat badan (5-10% selama 6 bulan) efektif dalam membangun kembali fungsi ovarium pada >50% wanita PCOS yang obesitas.

Obsgin – Rumah Sakit Hosana Medica Cikarang

Category: Obsgin

Oleh dr. Yohan Pamuji Marbun, Sp.OG Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh gangguan sistem endokrin yang sering terjadi pada wanita. SOPK ditandai dengan adanya hiperandrogenisme, disfungsi ovulasi, dan ovarium polikistik. Dalam bentuk klasiknya, SOPK digambarkan…

Oleh dr. Yohan Pamuji Marbun, Sp.OG
Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh gangguan sistem endokrin yang sering terjadi pada wanita. SOPK ditandai dengan adanya hiperandrogenisme, disfungsi ovulasi, dan ovarium polikistik. Dalam bentuk klasiknya, SOPK digambarkan dengan adanya anovulasi kronik (80%), menstruasi yang irregular (85-90%) dan hiperandrogen (80%) yang dapat disertai dengan hirsutism (70%), acne (30%), seborrhea dan obesitas (40%).

Gejala-gejala yang timbul dalam SOPK

Dalam hal ini diperlukan adanya dua dari tiga acuan diagnosa yaitu :

a. Oligomenore / anovulation

Oligomenore didefinisikan sebagai penundaan menstruasi > 35 hari sampai 6 bulan. Ovulasi yang terjadi kurang dari satu kali dalam 35 hari.

b. Gejala hiperandrogen baik secara klinik maupun biokimia

Tanda-tanda klinik yang meliputi hirsutisme, acne, alopesia dan virilisasi yang nyata. Indikator biokimia meliputi meningkatnya konsentrasi total testosterone dan androstendione dan meningkatnya indeks androgen bebas.

c. Adanya gambaran morfologi ovarium yang polikistik dengan Ultrasonography (USG) didapatkan 12 atau lebih folikel-folikel dengan ukuran diameter antara 2 – 9 mm dan / atau peningkatan volume ovarium (>10 ml).

Lifestyle management merupakan terapi lini pertama dalam penanganan san dan pencegahan SOPK,  dengan penurunan berat badan (jika kelebihan berat badan), diet sehat, dan olahraga teratur.

Berikut, Tips cara-cara mengatur Lifestyle kita agar tetap menjaga berat badan :

  1. Kurangi kalori, terutama di malam hari.  Penelitian menunjukkan bahwa diet yang dibatasi kalori dapat membantu menormalkan hormon, menginduksi ovulasi, dan mengobati infertilitas
  2. Mengkonsumsi Lemak tak jenuh tunggal dalam kacang membantu melawan resistensi insulin yang terkait dengan SOPK
  3. Pilih karbohidrat rendah indeks glikemik, membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, meningkatkan glukosa darah dan kadar insulin
  4. Mengkonsumsi vitamin B

Kehilangan 5% berat badan dapat mengurangi resistensi insulin dan sirkulasi androgen, menghasilkan ovulasi spontan.

Penurunan berat badan (5-10% selama 6 bulan) efektif dalam membangun kembali fungsi ovarium pada >50% wanita PCOS yang obesitas.